Friday, April 23, 2010


Benar2 ak merasakan sendiri kebenaran kalimat itu. Kalimat Allah yang memang tiada duanya.

"Hai orang2 yang beriman janganlah suatu kaum memperolok-olok kaum yang lain,(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olok), dan jangan pula wanita2 (memperolok-olok) wanita2 lain,(karena)boleh jadi wanita2 (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita2 (yang memperolok-olok). Dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan sebutan yang buruk. Seburuk-buruknya sebutan (panggilan) adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa yyang tidak bertaubat mereka itulah orang2 yang zhalim" Q.S. Al Hujurat 11.

Sebelum ku mengenal gadis berkacamata dan berkulit coklat itu, ak mungkin akan terus terhanyut oleh ejekan2 yang dilontarkan oleh seorang teman tentangnya. Dia memang gadis yang lincah, dan bisa dibilang agak 'pecicilan' tapi betapa tak abis dihitung bantuannya untuk masjid. Tak sedikit pula kecerian nya mencerahkan hari mendung orang lain. Tak terlihat sedikitpun dari raut muka nya rasa capek demi memperlancar kantin masjid. Hijab sebagai pelengkap atribut seorang muslimah sudah dia kenakan jauh sebelum aku. Meski tak sesempurna seorang khadijah, namun sudah menjadi nilai lebih ketimbang dirimu yang suka menggunjingnya. Dan kuyakin sholat 5 waktu tak pernah ia tinggalkan, berbeda dengan mu yang jarang ku melihat kau menyentuh mukena. Mengapa seorang wanita memiliki mulut yang terkadang susah untuk dikendalikan. Mengapa seorang wanita sering merasa terintimidasi oleh kehadiran wanita lain yang sebenarnya bisa menjadi seorang teman, seorang sahabat, atau mungkin saudara semuslim. Mengapa harus melihat dengan kacamata kecemburuan terlebih dulu, mengapa tidak kita ambil sisi positif nya terlebih dulu. Mengapa harus kau adili perempuan baik itu sesuka hatimu sendiri. Kau tidak jauh lebih baik darinya, di mataku kau jauh lebih buruk darinya.


* for A.A.P Berlin, 16.05.10 by:elly